Senin, 03 April 2017

Motivasi, Pengajaran, dan Pembelajaran

BAB 13
Motivasi, Pengajaran, dan Pmebelajaran
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku.
Perspektif tentang Motivasi
ada empat perspektif: behavioral, humanistis, kognitif, dan social.
·         Perspektif Behavioral
Dimana menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli positif atau negative yang dapat memotivasi perilaku murid.
·         Perspektif Humanistis
Perspektif ini menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka, dan kualitas positif (seperti peka terhadap orang lain). Menurut hierarki kebutuhan, bahwa kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan sebagai berikut:
1.      Fisiologis: lapar, haus, tidur
2.      Keamanan: bertahan hidup, seperti perlindungan dari perang dan kejahatan.
3.      Cinta dan rasa memiliki: keamanan, kasih saying, dan perhatian dari orang lain.
4.      Harga diri: menghargai diri sendiri.
5.      Aktualisasi diri: realisasi potensi diri.

Perspektif Kognitif
Perspektif kognitif tentang motivasi sesuai dengan gagasan R.W. White (1959), yang mengusulkan konsep motivasi kompetensi,  yakni ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien.





Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan  adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman.

Motivasi Untuk Meraih Sesuatu
Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik
·         Motivasi Ekstrinsik
Adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara yntuk mencapai tujuan)
·         Motivasi Intrinsik
Adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri).

Proses Kognitif Lainnya
Atribusi
Teori Atribusi menyatakan bahwa dalam usaha mereka memahami perilaku atau kinerjanya sendiri, orang-orang termotivasi untuk menemukan sebab-sebab yang mendasarinya. Atribusi adalah sebab-sebab yang dianggap menimbulkan hasil.
Motivasi untuk Menguasai
Anak dengan orientasi untuk menguasai yang dimana pandangan personal yang melibatkan penguasaan atas tugas, sikap positif dan strategi berorientasi solusi. Sebaliknya, anak dengan orientasi tak berdaya yang dimana pandangan personal yang focus pada ketidakmampuan personal, atribusi kesulitan pada kurangnya kemampuan, dan sikap negative. Ada juga orientasi kinerja, dimana pandangan personal yang lebih menitikberatkan pada kinerja/hasil ketimbang prosesnya; bagi murid berorientasi kinerja, kemenangan atau keberhasilan adalah penting dan kebahagian dianggap sebagai hasil dari kemenangan.
Self-Efficacy ialah keyakinan bahwa seseorang bias menguasai situasi dan memproduksi hasil produksi.

Kecemasan dan Prestasi
Kecemasan (anxiety) adalah perasaan takut dan kegundahan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Adalah normal jika murid kadang merasa cemas ata khawatir saat menghadapi kesulitan di sekolah, seperti saat akan mengerjakan ujian.
Ekspetasi Guru
Motivasi dan kinerja murid mungkin dipengaruhi oleh ekspetasi guru. Guru sering kali punya ekspetasi lebih positif untuk murid berkemampuan tinggi ketimbang murid berkemampuan rendah. Ekspetasi ini kemungkinan akan memengaruhi sikap dan perilaku murid terhadap guru.

Motivasi, Hubungan dan Konteks Sosiokultural
Motif Sosial
Adalah kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalaman dengan dunia social.
Hubungan Sosial
Hubungan murid dengan orang tua, teman sebaya, kawan, guru dan mentor, dan orang lain, dapat memengaruhi prestasi dan motivasi social mereka.
Karakteristik demografis
Dimana orang tua dengan pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mungkin percaya bahwa keterlibatan mereka dalam pendidikan anak adalah penting.
Praktik pengasuhan anak
·         Mengenal betul anak dan memberi tantangan dan dukungan dalam kadar yang tepat.
·         Memberikan iklim emosional yang positif, yang memotivasi anak untuk menginternalisasikan nilai dan tujuan orang tua.
·         Menjadi model perilaku yang memberi motivasi: bekerja keras dan gigih menghadapi tantangan.
Konteks Sosiokultural
·         Status Sosioekonomi dan Etnisitas
·         Gender
Murid Berprestasi Rendah dan Sulit Didekati
Jere Brophy (1998) mendeskripsikan strategi untuk meningkatkan motivasi dua jenis murid yang susah didekati dan berprestasi rendah ini:
1.      Murid yang tidak semangat dan kurang percaya diri dan kurang bermotivasi untuk belajar
Mencakup:
·         Murid berprestasi rendah dengan ekspetasi kesuksesan yang rendah
·         Murid dengan sindrom kegagalan. Sindrom kegagalan ialah murid memiliki ekspetasi rendah untuk meraih kesuksesan dan menyerah saat menghadapi kesulitan awal.
·         Murid yang termotivasi untuk melindungi harga dirinya dengan menghindari kegagalan.
2.      Murid yang tidak tertarik atau terasing

Bahwa problem motivasi paling sulit adalah murid yang apatis, tidak tertarik belajar, atau teralienasi atau menjauhkan diri dari pembelajaran sekolah.
 

Catatan Si Sofi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang