Selasa, 27 Juni 2017

TES STANDAR DAN PENGAJARAN

TES STANDAR DAN PENGAJARAN

Tes standar ialah membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingkan ini dilakukan di tingkat nasional. Tes standar mencakup berbagai materi yang lazimnya diajakrkan di kebanyakan kelas (Airasian, 2001; Chatterji, 2003).

Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar
v  Kelompok norma, kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya telah diberi ujian oleh penguji
v  Validitas, sejauh mana sebuah tes mengukur apa yang hendak diukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak.
v  Validitas isi, kemampuan tes untuk mencakup sampel (to sample) isi yang hendak diukur.
v  Validitas kriteria, kemampuan tes untuk memprediksi kinerja murid saat diukur dengan penilaian atau kriteria lain.
v  Concurrent validity, relasi antara nilai tes dengan kriteria lain yang ada saat ini.
v  Predictive validity, relasi antara nilai tes dengan kinerja masa depan murid.
v  Construct validity, sejauh mana ada bukti bahwa sebuah tes mengukur konstruk tertentu. Sebuah konstruk adalah ciri atau karakteristik yang tidak bisa dilihat dari seseorang, seperti intelegensi (kecerdasan), gaya belajar, personalitas, atau kecemasan.
v  Reliabilitas, sejauh mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi.
v  Test-retest reliability, sejauh mana sebuah tes menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa diberi tes yang sama dalam dua kesempatan yang berbeda.
v  Alternative-forms reliability, reliabilitas ditentukan dengan memberikan bentuk yang berbeda untuk kelompok murid yang sama dan mengamati seberapa konsistenkah skornya.
v  Split-half reliability, reliabilitas yang dinilai dengan membagi item tes menjadi dua bagian, seperti item bernomor genap dan ganjil. Nilai pada dua set item itu dibandingkan guna menentukan seberapa konsistenkah kinerja murid di kedua set itu.
v  Keadilan

Membandingkan Tes Kecakapan dan Prestasi
Ø  Tes kecakapan, tipe tes yang didesain guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut.
Ø  Tes prestasi, tes yang dimaksudkan untuk mengukur apa yang dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid.
Ø  Tes untuk subjek spesifik.
Ø  Tes diagnostik, terdiri dari evaluasi area pembelajaran spesifik secara relatif mendalam.

Memahami dan Menginterpretasikan Hasil Tes
ü  Statistik deskriptif, prosedur matematika yang dipakai untuk mendeskripsikan dan meringkas data (informasi) dengan cara yang bermakna.
ü  Distribusi frekuensi, sebuah daftar nilai biasanya terdiri dari yang tertinggi ke yang terendah, bersama dengan beberapa kali nilai itu muncul.
ü  Histogram, distribusi frekuensi dalam bentuk grafik.
ü  Tendensi sentral, statistik yang memberikan informasi tentang rata-rata atau nilai tipikal pada seperangkat data.
ü  Mean, rata-rata numerik dari sekelompok nilai.
ü  Median, nilai yang berada tepat di tengah-tengah distribusi nilai setelah nilai-nilai itu disusun (atau diurutkan) dari nilai tertinggi ke terendah.
ü  Mode, nilai yang paling sering muncul.
ü  Pengukuran variabilitas, ukuran yang memberi tahu kita tentang seberapa besar nilai bervariasi dari satu nilai ke nilai lainnya.
ü  Range, selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah.
ü  Standar deviasi, ukuran seberapa banyak satu set nilai bervariasi pada rata-rata diseputar mean nilai.

Distribusi normal      : kurva berbentuk lonceng, di mana sebagian besar nilai  berkumpul disekitar mean; semakin jauh di bawah atau di atas mean, semakin jarang nilai itu muncul.

Nilai mentah              : jumlah soal ujian yang dijawab murid dengan benar.

Nilai precentil-rank   : persentase distribusi yang berada pada atau di bawah nilai.

Nilai stanine               : skala 9 poin yang mendeskripsikan kinerja tes murid.

Nilai grade-equivalent: nilai yang mengindikasikan kinerja murid dalam hubungannya dengan level grade dan bulan-bulan satu tahun ajaran, dengan asumsi 10 bulan setiap tahun ajaran.

Nilai standar              : nilai yang diekspresikan sebagai deviasi dari mean; menggunakan konsep deviasi standar.

Nilai Z                         : nilai yang memberikan informasi tentang berapa banyak deviasi standar nilai mentah di atas atau di bawah mean.

Nilai T                        : nilai standar di mana meannya ditetapkan sebesar 50 dan deviasi standarnya sebesar 10.


VARIASI INDIVIDUAL


VARIASI INDIVIDUAL
Inteligensi
Novelis Inggris abad ke-20 Aldous Huxley mengatakan bahwa anak-anak itu hebat dalam rasa ingin tahu dan intelegensinya. Apa yang dimaksud Huxley ketika dia menggunakan kata intelegensi (intelligence)? Inteligensi adalah salah satu milik kita yang paling berharga, tetapi bahkan orang yang paling cerdas sekalipun tidak sepakat tentang apa intelegensi itu. Beberapa factor mendeskripsikan intelegensi sebagaoi keahlian untuk memecahkan masalah (problem solving). Keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari.
Tes Inteligensi Individual
1.      Tes Binet
Binet mengembangkan konsep mental age (MA) atau usia mental, yakni level perkembangan mental individu yang berkaitan dengan perkembangan lain. Tak lama kemudian, pada 1912 William Stern menciptakan konsep intelligence quotient (IQ), yaitu usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologis, dikalikan 100. Jadi rumusnya, IQ = MA/CA x 100. Jika usia mental sama dengan usia kronologis, maka IQ orang itu adalah 100. Jika usia mental di atas usia kronologis, maka IQ-nya lebih dari 100. Misalnya, anak enam tahun dengan usia mental 8 tahun akan punya IQ 133. Jika usia mentalnya di bawah usia kronologis, maka IQ-nya di bawah 100. Misalkan anak usia 6 dengan usia mental 5 akan punya IQ 83.

2.      Skala Wechsler
tes ini dikembangkan oleh David Wechsler. Tes ini mencakup Wecshler preschool and Primary Scale of Intelligence-Revised (WPPSI-R) untuk menguji anak usia 4 sampai 6 stengah tahun; Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised (WAIS-R). Selain menunjukkan IQ keseluruhan, skala Wechsler juga menunjukkan IQ verbal dan IQ kinerja.

Teori Multiple Intelligence
Charles Spearman (1927) mengatakan bahwa orang punya inteligensi umum yang disebut g, dan tipe inteligensi spesifik, yang disebut s. L.L. Thurstone (1938) mengatakan orang yang mempunyai tujuh kemampuan intelektual spesifik, yang dinamakannya kemampuan primer: pemahaman verbal, kemampuan angka, kefasihan kata.

Teori Triarkis Sternberg
            Menurut teori ini, inteligensi muncul dalam bentuk: analitis, kreatif, dan praktis. Inteligensi analitis adalah kemampuan untuk menganalisis, menilai, dan mempertentangkan. Inteligensi kreatif adalah kemampuan untuk mencipta, mendesain.

Delapan Kerangka Pikiran Grdner:
·         Keahlian verbal: kemampuan untuk berpikir dengan kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna.
·         Keahlian matematika: kemampuan untuk menyelesaikan operasi matematika.
·         Keahlian spasial: kemampuan untuk berpikir tiga dimensi.
·         Keahlian tubuh-kinestetik: kemampuan untuk memanipulasi objek.
·         Keahlian music: sensitive terhadap nada, melodi.
·         Keahlian intrapersonal: kemampuan untuk memahami diri sendiri.
·         Keahlian interpersonal: kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.
·         Keahlian naturalis: kemampuan untuk mengamati pola-pola di alam.

Emotional Intelligence
Ialah kemampuan untuk memonitor perasaan sendiri dan perasaan serta emosi orang lain, kemampuan untuk membedakannya, dan kemampuan untuk menggunakan informasi ini untuk memandu pikiran dan tindakan.
Menurut Goleman, emotional intelligence terdiri dari empat area:
·         Developing emotional awareness—seperti kemampuan untuk memisahkan perasaan dan tindakan.
·         Managing emotions—seperti mampu untuk mengendalikan amarah.
·         Reading emotions—seperti memahami perspektif orang lain.
·         Handling relationships—seperti kemampuan untuk memecahkan problem hubungan.

Gaya Belajar dan Gaya Berpikir
Tak satupun dari kita yang hanya punya satu gaya belajar dan berpikir; kita punya banyak gaya. Individu ini sangat bervariasi sehingga ada ratusan gaya belajar dan berpikir yang dikemukakan oleh para pendidik dan psikolog.
Dikotomi Gaya Belajar dan Berpikir
Gaya Impulsif/Refletikf
Disebut juga dengan tempo konseptual, dimana murid cenderung bertindak cepat dan impulsive atau menggunakan lebih banyak waktu untuk merespons dan merenungkan akurasi dari suatu jawaban. Murid reflektif biasanya standar kinerjanya tinggi. Banyak bukti menunjukkan murid reflektif lebih efektif dan lebih dalam pelajaran sekolah ketimbang murid impulsive.

            Kepribadian dan Tempramen
                        Kepribadian
Kepribadian ialah pemikiran, emosi, dan perilaku tertentu yang menjadi ciri seseorang dalam menghadapi dunianya. Ada lima factor utama yang mempengaruhi kepribadian. “Lima Besar” Faktor dalam Kepribadian. Yaitu yang terdiri dari stabilitas emosional, estraversi, keterbukaan kepada pengalaman, kepatuhan, dan kepekaan nurani.
Interaksi Orang Situasi
Dimana padangan yang enyatakan bahwa cara terbaik untuk mengkonseptualisasikan kepribadian adalah bukan hanya dari segi ciri atau karakteristik personal saja, tetapi juga dari segi situasinya.
Tempramen
Tempramen adalah gaya perilaku seseorang dengan cara khasnya dalam memberi
tanggapan atau respons. Ada tiga tipe atau jenis tempramen:
·         “anak mudah” (easy child) biasanya memiliki mood positif, cepat membangun rutinitas, dan mudah beradaptasi dengan pengalaman baru.
·         “anak sulit” (difficult child) cnderung bersifat negative, cenderung agresif, kurang control diri, dan lamban menerima pengalaman baru.
·         “anak lambat bersikap hangat” (slow-to-warm-up child) biasanya anak beraktivitas lamban, agak negative, menunjukkan kelambanan dalam beradaptasi, dan intensitas mood yang rendah.



BIMBINGAN KONSELING

BIMBINGAN KONSELING
1.   Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konserling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang- kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah termasuk di dalamnya kegiatan konseling.
2.      Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
  1. Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
  2. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukannya pada saat proses belajar-mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.
  3. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.
  4. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi. 

3.    Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah
menyatakan bahwa konselor ternyata sangat membantu guru dalam hal :
  1. Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah afektif yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru.
  2. Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan mempengaruhi proses belajar-mengajar.
  3. Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa lebih efektif.
  4. Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan tugasnya.

4. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran Siswa
Dalam proses pembelajaran, guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut sering kali kandas dan tidak bisa terwujud, sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar sehingga mengakibatkan beberapa hal tidak baik seperti :
  1. Hasil belajar yang rendah, dibawah rata-rata kelas
  2. Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan
  3. Menunjukkan sikap yang tidak wajar seperti, tidak konsentrasi dalam belajar, malas mengerjakan tugas-tugasnya, dan sebagainya
  4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka menggangu, dan sebagainya.

5.Peranan Guru dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Peranan guru dalam pelaksanaan BK di sekolah dibedakan menjadi dua :
a.        Tugas Guru dalam Layanan Bimbingan di Kelas
·         Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian.
·         Mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kemampuan-kemampuan, sikap, minat dan pembawaannya.
·           Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.
·         Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siwa untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
·          Membantu memilih jurusan yang cocok yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
Disamping tugas-tugas tersebut, guru juga dapat melakukan tugas-tugas bimbingan dalam proses pembelajaran seperti berikut :
ü  Menandai siswa yang diperkirakan mengalami masalah, dengan jalan melihat prestasi belajarnya yang paling rendah atau berada dibawah nilai rata-rata kelasnya.
ü  Mengidentifikasi mata pelajaran dimana siswa mendapat nilai rendah (dibawah rata-rata kelas).
ü  Menelusuri bidang/bagian dimana siswa mengalami kesulitan yang menyebabkan nilainya rendah. Dengan demikian, dapat ditemukan salah satu sumber penyebab timbulnya kesulitan belajar.
ü  Melaksanakan tindak lanjut, apakah perlu pelajaran tambahan dengan bimbingan dari guru secara khusus atau tindakan-tindakan lainnya.
ü  Guru dapat memberikan bantuan sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya kepada murid dalam memecahkan masalah pribadi. Masalah-masalah yang belum terpecahkan dan berada diluar batas kewenangan guru dapat dialihkan kepada guru yang lebih ahli menangani masalah tersebut.

b.     Tugas Guru dalam Operasional Bimbingan di Luar Kelas
Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam kegiatan proses belajar-mengajar atau dalam kelas saja, tetapi juga kegiatan-kegiatan bimbingan diluar kelas. Tugas-tugas bimbingan itu antara lain:
i.            Memberikan pengajaran perbaikan
ii.            Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa
iii.            Melakukan kunjungan rumah
iv.            Menyelenggarakan kelompok belajar. 


Selasa, 11 April 2017

Hasil Observasi Kelompok 10 Psi Pendidikan Kelas C: Penerapan Sistem Pembelajaran Full Day School di SD Siti Hajar Medan

LAPORAN HASIL OBSERVASI KELOMPOK 10
Gunawan S                             (16-167)
Chyntia Theresia Ginting        (16-168)
Giovanni Paulo A. Sipayung (16-172)
Annisa Yunlinanda                 (16-174)
Warda Tina Sofia                    (16-170)
Khairunnisa Anggita Rizqi     (16-175)
Marsha Dwi                           (16-214)
TOPIK : Konsep Pembelajaran serta Manajemen Kelas pada Pendidikan Sekolah Dasar
JUDUL: Penerapan Sistem Pembelajaran Fullday School di SD Siti Hajar Islamic School

1.     PENDAHULUAN
1.1.Sejarah dan Latar Belakang Fullday School
Fullday School berasal dari bahasa Inggris. Full artinya penuh, day artinya hari, sedangkan school artinya sekolah. Jadi dapat disimpulkan bahwa fullday school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang diberlakukan dari pagi sampai sore hari. Umumnya sekolah yang menyelenggarakan pendidikan full day school dimulai 07.00 sampai 16.00. Hal yang diutamakan dalam Fullday School adalah pengaturan jadwal mata pelajaran dan pendalaman.
Dengan demikian, sistem full day school adalah komponen- komponen yang disusun dengan teratur dan baik untuk menunjang proses pendewasaan peserta didik melalui upaya pengajaran dan pelatihan dengan waktu di sekolah yang lebih panjang atau lama dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada umumnya.
1.2.Sistem Pembelajaran Full Day School
Full Day School menerapkan suatu konsep dasar “Integrated Activity” dan “Integrated-Curriculum”. Model ini yang membedakan dengan sekolah pada umumnya. Dalam Full Day School semua program dan kegiatan siswa di sekolah, baik belajar, bermain, beribadah, dikemas dalam sebuah sistem pendidikan. Titik tekan pada Full Day School adalah siswa selalu berprestasi belajar dalam proses pembelajaran yang berkualitas yakni diharapkan akan terjadi perubahan positif dari setiap individu siswa sebagai hasil dari proses dan aktivitas dalam belajar.
Adapun prestasi belajar yang dimaksud terletak pada tiga ranah, yaitu:
1) Prestasi yang bersifat kognitif Adapun prestasi yang bersifat kognitif seperti kemampuan siswa dalam mengingat, memahami, menerapkan, mengamati, menganalisa, membuat analisa dan lain sebagianya.
2) Prestasi yang bersifat afektif Siswa dapat dianggap memiliki prestasi yang bersifat afektif, jika ia sudah bisa bersikap untuk menghargai, serta dapat menerima dan menolak terhadap suatu pernyataan dan permasalahan yang sedang mereka hadapi.
 3) Prestasi yang bersifat psikomotorik Yang termasuk prestasi yang bersifat psikomotorik yaitu kecakapan eksperimen verbal dan nonverbal, keterampilan bertindak dan gerak. Misalnya seorang siswa menerima pelajaran tentang adab sopan santun kepada orang lain, khususnya kepada orang tuanya, maka si anak sudah dianggap mampu mengaplikasikannya dalam kehidupannya.
1.3.Tujuan Pembelajaran Full Day School
Pelaksanaan Fullday school merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah pendidikan, baik dalam prestasi maupun dalam hal moral atau akhlak. Dengan mengikuti full day school, orang tua dapat mencegah dan menetralisir kemungkinan dari kegiatankegiatan anak yang menjerumus pada kegiatan yang negatif. Salah satu alasan para orangtua memilih dan memasukkan anaknya ke full day school adalah dari segi edukasi siswa.
Full day school selain bertujuan mengembangkan mutu pendidikan yang paling utama adalah full day school bertujuan sebagai salah satu upaya pembentukan akidah dan akhlak siswa dan menanamkan nilai-nilai positif. Jadi tujuan pelaksanaan full day school adalah memberikan dasar yang kuat terhadap siswa dan untuk mengembangkan minat dan bakat serta meningkatkan kecerdasan siswa dalam segala aspeknya.

1.4.Keunggulan dan Kelemahan Full Day School
Dengan adanya full day school membuat anak-anak akan lebih banyak belajar daripada bermain, karena adanya waktu terlibat dalam kelas, hal ini mengakibatkan produktifitas anak tinggi, maka juga mungkin lebih dekat dengan guru.
1.4.1. Keunggulan sistem full day school antara lain:
a.  Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya pendidikan utuh. Benyamin S. Blom menyatakan bahwa sasaran (objektivitas) pendidikan meliputi tiga bidang yakni kognitif, afektif dan psikomotorik..
b. Sistem full day school lebih memungkinkan terwujudnya intensifikasi dan efektivitas proses edukasi. Intensifikasi adalah     proses pendidikan dalam arti siswa lebih mudah diarahkan dan dibentuk sesuai dengan misi dan orientasi lembaga bersangkutan, sebab aktivitas siswa lebih mudah terpantau karena sejak awal sudah diarahkan.
c. Sistem full day school merupakan lembaga yang terbukti efektif dalam mengaplikasikan kemampuan siswa dalam segala hal, proses kognitif, afektif maupun psikomotorik dan juga kemampuan bahasa asing.
1.4.1. Keunggulan sistem full day school antara lain
Namun demikian, sistem pembelajaran model full day school ini tidak terlepas dari kelemahan atau kekurangan antara lain:
a. Sistem full day school acapkali menimbulkan rasa bosan pada siswa. Sistem pembelajaran dengan pola full day school membutuhkan kesiapan baik fisik, psikologis, maupun intelektual yang bagus. Jadwal kegiatan pembelajaran yang padat dan penerapan sanksi yang konsisten dalam batas tertentu akan meyebabkan siswa menjadi jenuh. Namun bagi mereka yang telah siap, hal tersebut bukan suatu masalah, tetapi justru akan mendatangkan keasyikan tersendiri, oleh karenanya kejelian dan improvisasi pengelolaan dalam hal ini sangat dibutuhkan. Keahlian dalam merancang full day school sehingga tidak membosankan.
b.  Sistem full day school memerlukan perhatian dan kesungguhan manajemen bagi pengelola, agar proses pembelajaran pada lembaga pendidikan yang berpola full day school berlangsung optimal, sangat dibutuhkan perhatian dan curahan pemikiran terlebih dari pengelolaannya, bahkan pengorbanan baik fisik, psikologis, material dan lainnya. Tanpa hal demikian, full day school tidak akan mencapai hasil optimal bahkan boleh jadi hanya sekedar rutinitas yang tanpa makna.
Dengan diterapkanya sistem full day school diharapkan peserta didik dapat memperoleh:
a. Pendidikan umum yang antisipatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
b. Pendidikan keAgamaan  (Kitab Suci, Hukum Agama, dan wawasan lain) secara layak dan proposional
c. Pendidikan kepribadian yang antisipatif terhadap perkembangan sosial budaya yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan globalisasi
d. Potensi anak tersalurkan melalui kegiatan-kegiatan ekstra kulikuler
e. Pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat dikurangi seminimal mungkin kerena waktu pendidikan anak di sekolah lebih lama, terencana dan terarah
g. Anak mendapatkan pelajaran dan bimbingan ibadah praktis


2.     PELAKSANAAN
1.     Jadwal Pelaksanaan Observasi
1.1.      PENJELASAN DESKRIPSI SEKOLAH
Nama Sekolah                                     : SD Siti Hajar Islamic Full Day School
Alamat                                                : Jalan Jamin Ginting KM. 11, Paya Bundung, Kel.Simpang Selayang, Kec. Medan Tuntungan, Simpang Selayang, Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara 20135
Uang Sekolah                                      :  Rp. 660.000
Website                                               :  www.sitihajarschool.org
1.2.      URAIAN AKTIVITAS SEKOLAH
JADWAL KEGIATAN SDIT SITI HAJAR ISLAMIC FULL DAY SCHOOL
Senin – Jumat pada pukul 07.25 s/d 16.30 WIB
WAKTU
KEGIATAN
07.25 – 07.30
Bel Masuk dan Persiapan Pembelajaran
07.30 – 08.30
Greeting : Iqro’ &Tahfidz
08.30 – 09.25
ShalatDhuha, Snack &Istirahat
09.25 – 12.20
Pembelajaran
12.20 – 13.45
ShalatZuhur, Makan Siang &Istirahat
13.45 – 14.45
Pembelajaran
14.45 – 15.00
Juice Time
15.00 – 16.00
Pembelajaran
16.00 – 16.30
ShalatAshar, Tadarus (Kelas 4 s/d 6)
16.30
Pulang


1.3.      URAIAN AKTIVITAS OBSERVASI
1.      Hari/Tanggal Pelaksanaan : Senin, 27 Maret 2017
2.      Waktu Pelaksanaan                       : 13.00 WIB – 16.00 WIB
3.      Objek Observasi                            : Kelas I C SD Siti Hajar
                                                              Kelas VI A SD Siti Hajar
                                                              Syifa & Abi (Murid kelas I C yang di wawancarai)
4.      Metode                                          : Observasi, Games, dan Wawancara
5.      Pembagian Tugas                          : Gunawan S                           (Pengamat, Narator)
  Chyntia Theresia Ginting      (Pengamat, Narator)
  Giovanni Paulo A. Sipayung (Pengamat, Dokumentasi)
  Annisa Yunlinanda               (Pengamat, Notulen)
  Warda Tina Sofia                  (Pengamat, Notulen)
  Khairunnisa Anggita Rizqi   (Pengamat, Dokumentasi)
  Marsha Dwi                         (Pengamat, Notulen)
JADWAL PELAKSANAAN OBSERVASI
Tanggal/ Hari
Kegiatan
12 Maret 2017
Diskusi pemilihan topik perencanaan kegiatan dan metode yang digunakan
14 Maret 2017
Pembuatan surat izin ke fakultas
17 Maret 2017
Permohonan surat izin ke fakultas
21 Maret 2017
Permohonan surat izin ke SD Siti Hajar Medan
27 Maret 2017
Pelaksanaan Observasi
7 April 2017
Evaluasi Observasi
11 April 2017
Posting di blog


KEGIATAN SELAMA PELAKSANAAN OBSERVASI, 27 Maret 2017
Waktu
Kegiatan
13.00
Tiba di lokasi pengamatan
13.00-14.00
Konfirmasi dengan pihak sekolah mengenai kelas mana saja yang di izinkan untuk di observasi
14.00-14.30
Masuk ke dalam ruangan kelas I C lalu kami mengamati proses KBM di dalam kelas tersebut

14.30-14.50
Memberikan games kepada adik-adik berupa pertanyaan seperti perhitungan, sambung ayat juz amma lalu memberikan reward berupa permen dan makanan ringan

14.50-15.00
Berfoto bersama murid dan pihak pengajar di kelas I C
15.00-15.10
Mengikuti murid melaksanakan “juice time”’
15.10-15.30
Mewawancarai murid perwakilan dari kelas I C tentang penerapan full day school
15.30-15.55
Masuk ke dalam ruangan kelas VI A lalu kami mengamati proses KBM di dalam kelas tersebut
15.55-16.00
Berfoto bersama murid dan pihak pengajar di kelas VI A
16.00-16.30
Sayonara dan berfoto bersama Kepala Sekolah SD Siti Hajar

2.     Hasil Observasi
A.    SISTEM PEMBELAJARAN
Pada penerapan system pembelajaran fullday school ini, Guru- guru di SD Siti Hajar menyampaikan materi dengan tepat, efektif dan juga kreatif sangat di butuhkan dalam sistem pembelajaran dewasa ini. Di sekolah ini, Guru menggunakan metode alat peraga dalam menjelaskan materi pembelajaran. Contohnya, Guru menggunakan kelereng dan miniatur timbangan untuk menjelaskan mata pelajaran matematika. Di sini, anak-anak juga diajarkan mengucapkan doa (bismillah) sebelum mereka mengerjakan soal atau memulai kegiatan lainnya. Sekolah memfasilitasi murid dengan Guru yang berpengalaman dan profesional. Terlihat dari bagaimana mereka menguasai bahasa inggris dalam interaksi di kelas dengan murid, juga cara-cara kreatif dalam memberi pengarahan dan penjelasan tentang materi yang akan di ajarkan setiap harinya.
Dalam pembelajaran, di sekolah dasar khususnya, pemberian hadiah atau reward adalah hal yang penting untuk di perhatikan. Sistem pembelajaran di sekolah ini, akan memberikan hadiah berupa pin pintar untuk anak-anak yang berprestasi di dalam kelas. Pin pintar ini akan diberikan pada tiga murid yang mampu menjawab soal atau pertanyaan secara lisan maupun tulisan dengan benar dan cepat. Reward seperti ini merupakan penguatan positif yang dilakukan agar murid- murid dapat termotivasi untuk lebih aktif dalam pembelajaran, tidak hanya untuk mengharapkan sebuah reward sebagai imbalan, tetapi menganggap hal tersebut sebagai proses pembelajaran.

B.     STRUKTUR KELAS
Manajemen atau struktur kelas dalam penerapan sistem pembelajaran fullday school adalah sebagai berikut:
·         Guru dapat berinteraksi dengan murid, dengan bergerak bebas ke meja murid untuk melihat dan mengontrol pekerjaan para murid.
·         Media pembelajaran yang lengkap, terdapat printer dan laptop, dan papan tulis yang dapat dijangkau.
·         Kelas yang bersih.
·         Suhu ruangan kelas stabil.
·         Terdapat loker atau tempat penyimpanan di dalam kelas.
·         Di dinding kelas banyak terdapat prakarya yang dibuat oleh murid-murid.
·         Gaya penataan kelas berubah setiap minggu, agar para siswa tidak bosan dan mengenal teman-temannya yang lain.
·         Ruangan kelas mendapatkan pencahayaan yang cukup.

                                                                                                   
3.     EVALUASI OBSERVASI
Hal yang membuat kami tertarik untuk mengobservasi sekolah ini disebabkan oleh sistem pembelajaran yang unik, Fullday School. Hal yang kami observasi adalah bagaimana bentuk manajemen kelas, konsep belajar, dan instruksi pembelajaran yang digunakan guru. Penyerahan surat izin kepada sekolah yang bersangkutan menjadi halangan bagi kami karena surat baru diterima sehari sebelum pelaksanaan observasi.
Perencanaan yang sudah disusun tidak berjalan dengan lancar karna berbagai hambatan yang muncul. Awalnya kami ingin memberikan beberapa materi kepada siswa- siswi peserta didik. Tetapi karena waktu yang sangat singkat, membuat kami hanya memberikan beberapa games untuk menambah siswa- siswi peserta didik menjadi lebih bersemangat dalam menerima pelajaran.
Suasana yang tidak kondusif juga menjadi penghalang bagi kami dalam melakukan observasi. Anak- anak yang cenderung memiliki rasa ingin tahu, lebih mendekati kami daripada guru yang sedang mengajar di depan. Walaupun demikian, suasana kelas masih berjalan dengan aktif karena sistem pembelajaran yang diberikan guru tidak membuat murid mudah bosan.
                                      

Testimoni Anggota Kelompok
Annisa Yunlinanda (16-174)
Saya berterima kasih kepada pikan pengajar yang telah mengadakan tugas observasi ini karena tugas ini merupakan tugas yang sangat menyenangkan, menantang, dan bermanfaat bagi Saya karena baru pertama kali Saya alami.Saya rasa menyenangkan karena dapat berinteraksi dengan adik-adik yang pintar dan lucu-lucu, dan pihak pengajar yang ramah dan baik.Saya rasa menantang karena dalam observasi ini melatih Saya berkomunikasi dengan orang banyak yaitu murid-murid SD Siti Hajar.Saya rasa bermanfaat karena Saya dapat mengetahui sistem pembelajaran yang sebelumnya belum Saya ketahui, cara bagaimana menghadapi anak-anak, melatih kemampuan bicara lebih baik lagi, dll.
Giovanni Paulo (16-172)
Hal pertama yang saya rasakan saat sampai di sekolah tersebut adalah bingung. Awalnya saya tidak tahu harus berbuat apa untuk observasi ini. Saya hanya memulai dengan mendokumentasikan kegiatan- kegiatan dalam observasi seperti games, proses belajar mengajar, wawancara dan pemberian reward. Seiring berjalannya kegiatan observasi, saya merasa lebih mendekatkan diri dengan anak- anak dan membuat saya lebih akrab dengan mereka. Suasana kelas yang sejuk membuat saya tidak cepat merasa bosan jika berada di dalam kelas. Saya juga bisa menambah pengalaman saya dalam mengobservasi kegiatan orang lain, dan membandingkannya dengan hal psikologi yang saya dapatkan dibangku perkuliahan.
Chyntia Ginting (16-168)
Menurut saya, observasi yang kami laksanakan kemarin sangat menyenangkan, terlebih ketika bermain dengan adik- adik di kelas I C, tetapi kurang menyenangkan bermain di kelas VI A. Hal ini membuat saya lebih tertarik untuk mendalami mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Marsha Dwi A. (16-214)
Testimoni dari saya, saya merasa sangat senang bisa bermain dan berkenalan dengan adik- adik di SD Siti Hajar, terkhusus di kelas I C, kedatangan kami disambut dengan baik oleh anak- anak dan para guru yang mengajar, dan saya juga dapat melihat langsung apa yang sebenarnya yang saya pelajari dari mata kuliah Psikologi Pendidikan
Warda Tina Sofia (16-170)
Menurut saya, observasi yang saya lakukan dengan kelompok ini sangat bermanfaat dan menyenangkan. Melalui Observasi ini, saya mendapatkan banyak pelajaran bermanfaat terutama bagaimana pola pengajaran yang dilakukan ketika seorang anak sekolah satu harian  (Fullday School)
Khairunnisa Anggita (16-175)
Hari senin kemarin adalah pengalaman pertama saya melakukan observasi. Saya dan teman-teman melakukan observasi di Sekolah Dasar Islam Terpadu "Siti Hajar" yang berlokasi di Jl. Jamin Ginting. Pada saat kami datang, kami berbincang-bincang sebentar dengan kepala sekolah lalu kami diantar ke kelas. Kami disambut hangat oleh murid-murid, dan hal ini membuat rasa lelah kami hilang.
Kami melihat langsung pembelajaran dan manajemen kelas disana. Anak-anak disana adalah anak yang aktif, dan termotivasi dengan baik, mereka dengan giat langsung mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sekolah Siti Hajar adalah Sekolah Full Day School, saya pun penasaran apakah adik-adik ini tidak malas dan capek bersekolah sampai sore. Saya pun bertanya hampir kepada semua murid di kelas dan tidak ada yang menjawab mereka lelah, mereka malah berkata mereka senang bersekolah sampai sore dan tidak pernah bosan. Sungguh hal yang harusnya dicontoh, karena saya saja yang hanya kuliah beberapa jam sering merasa capek dan malas untuk kuliah hehehehe. Setelah selesai mengobservasi, kami memberi snack kepada mereka sebagai ucapan terimakasih sudah dibolehkan untuk berada di kelas bersama mereka, lalu kami melakukan sesi foto, dan mengucapkan bye-bye kepada mereka.
Jujur, saya sangat senang bertemu dengan adik-adik di SD tersebut. Semoga saja mereka terus rajin belajar agar kelak bisa meraih segala cita-cita yang mereka idamkan dan dapat menjadi orang berguna untuk negara ini. Dan semoga kita bisa bertemu lagi ya, adik-adik!


DAFTAR PUSTAKA


 

Catatan Si Sofi Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang